AplikasiPOC Keong Mas dan Vermikompos terhadap P-tersedia, dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.) pada Andisol Chairani Siregar; Mindalisma Mindalisma; Farrel Irvin Daulay AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 2 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian Publisher : Universitas Islam sumatera Utara
OlehIvan Rivan Firdaus, SMP islam Al-Fadlillah,Tobongjaya “Kiwari nangtukeun jaga, kade hirup kudu nyiar elmu, mun geus boga elmu turutan pare, beuki eusian beuki tungkul” Suatu hari dan entah kapan tepatnya kakek saya berkata seperti demikian. Yang kalau diartikan kira-kira seperti ini “Apa yg kita lakukan sekarang akan menentukan hasil di masa depan, hidup harus mencari ilmu, kalau sudah dapat ilmunya contohlah padi, semakin berisi semakin merunduk” Bagi saya kalimat tersebut memiliki makna yang sangat dalam, selain itu pengaplikasiannya akan sangat sulit dilaksanakan. Namun saya mencoba untuk mendefinisikannya versi pribadi saya dan mencoba menerapkannya pada diri sendiri, anak-anak, keluarga dan mencoba menjadikannya sebuah program di sekolah yang saya pimpin saat ini SMP Islam Al-Fadlillah. Makna yang saya dapatkan setidaknya ada tiga, yaitu Mempersiapkan diri, menuntut ilmu, dan tawadhu’. Mari kita bahas satu per satu. Pertama, Mempersiapkan benar sekali bahwa saat ini kita harus serius mempersiapkan diri dalam menyongsong masa depan baik untuk kehidupan di Dunia maupun kehidupan di Akhirat. Jangan sampai apa yang terjadi di masa depan, kita sesali akibat dari kurang maksimalnya usaha kita saat ini. Usaha dalam hal belajar, usaha dalam hal ibadah dan usaha lainnya. Kedua, Menuntut IlmuApapun bisa kita lakukan dengan ilmu, tapi tentu haruslah ilmu yang positif yang harus kita pelajari. Ketiga Tawadlu. Tawadhu’ artinya merendahkan diri atau rendah hati. Tawadhu atau rendah hati merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong kedalam akhlak terpuji. Tawadhu dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah dihadapan Allah dan hamba-hamba Allah SWT. Yakni suatu sifat mulia yang menjadikan seseorang tidak merasa lebih baik, lebih hebat, lebih tinggi, atau lebih segala-galanya daripada orang memiliki ilmu ini butuh proses panjang dan perlakuan yang sangat serius. Oleh karenanya saya mencoba menerapkan program sekolah yang menyeimbangkan antara pelajaran akademik dan pelajaran keagamaan secara benar dan kaffah menyeluruh. Dengan demikian outpun yang dihasilkan merupakan insan yang berilmu tinggi dengan tetap memiliki sifat tawadhu’. Jadi memang tidak ada salahnya kita belajar dari padi dalam hal ini, yang semakin berisi semakin merunduk yang memiliki makna berilmu tetapi tetap tawadhu’. Semoga bermanfaat dan dari diri pribadi izinkan saya mengucapkan ”SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL, 02 MEI 2020”,Semoga pendidikan Indonesia semakin maju.Red Post Views 504
Iniseperti wajib zakat pada padi adalah diqiyaskan daripada gandum. Ini kerana ada sama pada 'ilatnya iaitu mengeyangkan dan tahan disimpan. Maka dapat dibuat kesimpulan, bahawa al-Quran, hadis, al-Ijma' dan al-Qiyas adalah sumber hukum yang terus hidup subur dan menjadi perbendaharaan besar yang membuka luas pintu bidang ilmu fiqh Islam
Nah, teman-teman kali ini saya akan membahas tentang filosofi ilmu padi dalam islam. Karena padi juga bermakna pelajaran lho bagi yang mau berangan-angan. Terkadang kita tidak menyadari bahwa banyak hal-hal disekitar kita yang kita anggap sepele bisa menjadi inspirasi bahkan menjadi aspirasi untuk kita berbuat hal-hal yang mendatangkan manfaat, baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain. Filosofi Ilmu Padi dan Sifat Tawadhu Seperti kita tahu bahwa padi adalah bahan asal dari makanan pokok masyarakat Indonesia dan sekitarnya. Padi memang telah menjadi sesuatu yang urgent bagi kita semua, dan sudah umum diketahui khalayak jika filosofi padi itu mengartikan agar tawadhu atau rendah hati. Tapi tunggu dulu nih, menurut saya itu hanya sebagian arti dari filosofi padi tersebut. Arti dan Penjelasan tentang Ilmu Padi Bermula dari padi yang mulai ditanam, saat padi hanya berupa dedaunan, lambat laun padi berkembang hingga bercabang. Bercabangnya padi ini bisa disebut padi beranak atau berbuah. Lain dengan manusia dan hewan yang melahirkan. Ketika manusia dan hewan yang melahirkan itu menambah keturunan, mereka hamil duluan, baru melahirkan. Lha dalam masyarakat umum, jika ada gadis hamil duluan mesti jadi wow gitu?? Padahal hal itu benar adanya. Manusia hamil dulu baru melahirkan. Kalau padi melahirkan dulu baru hamil. Diatas kan sudah kita jelaskan kalau padi yang sudah ditanam lama kelamaan akan berbuah atau bercabang dan kemudian buah tersebut berisi yang akhirnya menjadi bahan makanan pokok kita semua, yang dengan melalui banyak proses beralih sebutan menjadi beras. Lanjut filosofi padi dalam masalah arti, padi ketika belum berisi ia berdiri membentang keatas, ini di ibaratkan ketika seseorang tidak memiliki pengetahuan pada umumnya ia akan membusungkan dada atau bisa disebut sombong. Begitu pula ketika sudah berisi sedikit, ia masih membentang keatas, dalam arti orang yang memiliki ilmu yang sedikit juga sama layaknya orang yang belum berisi. Malah lebih berbahaya mereka yang memiliki ilmu yang sedikit dari pada mereka yang tidak berilmu. Mengapa bisa begitu? Iya, jika mereka merasa cukup puas dengan apa yang dimiliki dan menjadikan ilmu yang dimilikinya untuk mendapatkan isi dari dunia ini. Namun, masih banyak mereka yang memiliki ilmu yang sedikit dan tetap rendah hati serta terus belajar untuk memperbaiki diri. Kemudian, ketika sudah berisi lebih banyak, padi tersebut akan lebih menunduk. Begitu pula orang yang memiliki ilmu yang luas ia akan lebih rendah hati dalam bersikap, berkata maupun bertindak. Karena mereka yang berwawasan luas mesti lebih tahu tentang semuanya, dan yang paling penting bagaimana wawasan keilmuan mereka bisa menjadikan penolong ketika dibutuhkan, dan menjadikan keselamatan serta kedamaian hidup. Dalil Tentang Filosofi Ilmu Padi Berikut ini ada 2 dalil atau versi ilmu padi yang saya bisa dijadikan dalil tentang tawadhu 1. Ilmu Padi Versi Arab Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda dalam sebuah hadist tentang tawadhu. Hal ini yang senada dengan filosofi ilmu padi dalam islam ini yang merupakan dalil versi Arabnya . Hadist ini diambil dari kitab Jam’ush Shoghir dengan sanad yang shohih ﻣَﺎ ﻧَﻘَﺼَﺖْ ﺻَﺪَﻗَﺔٌ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻝٍ ﻭَﻣَﺎ ﺯَاﺩَ اﻟﻠﻪ ﻋَﺒْﺪاً ﺑِﻌَﻔْﻮٍ ﺇِﻻَّ ﻋِﺰّاً ﻭَمَا تواضع ﺃَﺣَﺪٌ ﻟﻠﻪ ﺇِﻻَّ ﺭَﻓَﻌَﻪُ اﻟﻠﻪ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ. ﺻﺤﻴﺢ Artinya “Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, Allah tidak akan menambah kepada orang yang pemaaf kecuali kemuliaan dan tidak ada orang yang mau rendah hati kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.” 2. Ilmu Padi Versi Jawa Ada juga kaidah Jawa versi Arab tentang ilmu padi dalam islam berupa ” Kun Pariyan wa la takun Pakisan”, yang artinya “Jadilah seperti paripadi dan janganlah menjadi seperti pakis.” Nah, teman-teman seperti yang telah kita bahas di atas, makna kata padi tak lain adalah agar kita selalu rendah hati, karena orang yang rendah hati itu selalu terkesan menunduk makanya di ibaratkan seperti padi yang telah berisi. Dan jangan menjadi seperti tanaman pakis, karena pertumbuhan tanaman pakis ini sangat berlawanan dengan padi, tanaman pakis selalu tegak, mendongak keatas. Dan ini menggambarkan orang yang membusungkan dada alias orang yang sombong. Dan sombong itu bukan hanya sekedar mereka yang memiliki segalanya, namun orang sombong itu adalah orang yang tidak bisa menerima kebaikan dan kebenaran, itu juga disebut orang yang sombong. Karena banyak orang menyadari kita tidak memiliki segalanya, namun banyak orang tidak menyadari kesalahannya serta tidak dapat menerima kebenaran dari orang lain. Padahal dalam sebuah kaidah disebutkan أُنْظُرْ اِلَى مَا قَالَ وَلاَ تَنْظُرْ اِلَى مَنْ قَالَ Yang artinya “Lihatlah apa yang dikatakan dan janganlah melihat siapa yang berkata!”. Dengan dalil tersebut menunjukkan kepada kita bahwa perkataan apapun yang bermanfaat baik dari orang yang lebih rendah maupun lebih kecil harusnya kita terima tanpa peduli siapa yang berkata? Filosofi ilmu padi dalam islam ini adalah filosofi yang bisa kita renungkan untuk diambil manfaatnya, terkadang memang filosofi- filosofi seperti ini amat sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Semoga pembahasan tentang filosofi ilmu padi dalam islam ini bisa bermanfaat serta bisa diambil sisi positifnya. Tazkiyah Alfi Nur Rosyidah Redaksi di dan Co Founder di Majelis Ta'lim dan Sholawat Kanzul Mubtadi-ien International.
benihpadi dengan genggaman diperbolehkan dalam Hukum Islam. Selain itu jual beli benih padi dengan genggaman sudah menjadi kebiasaan masyarkat setempat, setelah penulis melakukan penelitian, kebiasaan atau „Urf tersebut merupakan „Urf yang ṣaḥiḥ yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat dijadikan sebagai dasar hukum.
BAGAI ILMU PADI Manfaat ilmu bagaikan rembulan yang menyinari di kala malam yang sepi Tahukah anda bila rembulan itu adalah seindah perhiasan bagi bumi? Maka perhiasan terindah seorang penuntut ilmu adalah ilmu yang terpuji Bila anda seorang pria maka jadikanlah hiasan ilmu sebagai pusaka terindah dalam hidup anda. Bila anda seorang wanita maka jadikanlah butiran-butiran perhiasan ilmu itu sebagai akhlak mulia. Tiada keraguan dan kegamangan bahwa orang yang berilmu memiliki banyak tsaqofah wawasan dan apabila ia bertambah ilmu, maka ia bertambah tawadhu rendah hati, sebagaimana ilmu padi makin merunduk makin berisi makin merunduk. Orang yang berilmu dan memiliki iman lebih tinggi derajatnya dari orang yang hanya diberi iman saja. Ia dianugerahi ilmu yang terpuji, sebagai perhiasan utama dalam hidup. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata “Tiada keraguan bahwasanya orang yang diberi ilmu dan iman itu lebih tinggi daripada orang yang diberi iman saja, sebagaimana ditunjukkan oleh Al-Quran dan Sunnah. Dan ilmu yang terpuji yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan Sunnah adalah ilmu yang diwariskan oleh para Nabi. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ؛ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِرْهَمًا وَلَا دِيْنَارًا، وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ . “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dirham ataupun dinar, akan tetapi mereka itu hanyalah mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya, dia telah mengambil bagian yang banyak.” HR. Abu Dawud no. 3641 dan At–Tirmidzi no. 2682, status hadits hasan lighairih. Tahukah anda bahwa ilmu yang membuat pemiliknya laksana ilmu padi itu ada tiga macam Jenis pertama Ilmu tentang Allah, nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya serta segala hal yang terkait itu. Oleh karenanya, Allah menurunkan surat Al Ikhlas, Ayat Kursi, dan semisalnya untuk menjelaskan ilmu ini. Jenis kedua ilmu tentang apa yang Allah kabarkan, berupa perkara yang telah lewat, perkara yang akan terjadi di masa mendatang, dan perkara yang terjadi saat ini. Oleh karenanya, Allah menurunkan ayat-ayat kisah, janji, ancaman, sifat Jannah dan Neraka, serta semisalnya. Jenis ketiga ilmu tentang apa yang Allah perintahkan, tentang perkara-perkara yang terkait dengan hati dan anggota badan, tentang iman kepada Allah, pengetahuan tentang hati dan keadaannya, ucapan dan amalan anggota badan. Ilmu tercakup di dalamnya ilmu tentang dasar-dasar iman dan kaidah-kaidah Islam. Termasuk juga di dalamnya ilmu tentang ucapan-ucapan dan perbuatan lahiriyyah semisal apa yang ditemukan dalam kitab-kitab ahli fiqh, ilmu tentang hukum-hukum perbuatan lahiriyyah, dan sebagainya. Majmu’ Al-Fatawa, hal. 396-397 Seseorang yang diberikan tambahan ilmu dan keimanan yang kuat tetap akan tegar dan tak mampu diterjang oleh ombak lautan ganas. Badai yang terus berhembus hanyalah cobaan yang siap ia lalui. Maka begitulah orang yang perhiasannya berupa ilmu yang terpuji, orang tersebut terus tawadhu akan kebesaran Rabbnya, sebagaimana ilmu padi. Maka benarlah sang pujangga, Bagai ilmu padi, ilmu yang bermanfaat yang dicari semata-mata mengharap wajah Allah Ta’ala akan membuat pemiliknya semakin tawadhu di hadapan orang lain, tidak merasa lebih hebat dibandingkan orang lain. Sebagaimana Ibnu Rajab pernah mengatakan, “Di antara tanda orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat adalah ia tidak memandang dirinya memiliki status atau kedudukan khusus. Hatinya membenci rekomendasi dan sanjungan orang. Ia juga tidak takabbur sombong di hadapan orang lain” Fadhlu Ilmis Salaf alal Khalaf, hal. 31 Menuntut ilmu adalah sebuah ibadah yang sangat mulia. Ilmu adalah kunci pembuka untuk amalan-amalan lainnya. Karena dengan ilmu, seorang hamba bisa mengetahui bagaimana seharusnya dia beribadah kepada Rabb-nya, mengetahui apa saja kewajiban yang harus ia jalankan, serta mengetahui apa saja larangan yang harus ia jauhi. Semoga Allah memberi taufiq kepada kita semua. Allahu a’lam. Ditulis Oleh Ustadz Saryanto Abu Ruwaifi’ حفظه الله Kontributor Beliau adalah Alumni STAI Ali Bin Abi Thalib Surabaya, Mahasiswa S2 Magister Hukum Islam – Kelas Internasional Universitas Muhammadiyah Surakarta, Selain itu beliau juga aktif dalam Kegiatan Dakwah & Sosial di Yayasan Tebar Da’i Mukim di Bandungan, Kab. Semarang, Jawa Tengah Read Next November 18, 2022 Ketika “Pintamu” Tak Kunjung Dikabulkan November 16, 2022 Wanita Ketika Islam Datang November 11, 2022 Inilah Hukum Menghina Allah, Al-Qur’an Dan Rasul-Nya November 11, 2022 Ketika “Pintamu” Tak Kunjung Dikabulkan 2 November 9, 2022 Memilih Guru Yang Shalih Untuk Si Buah Hati December 17, 2021 Karena Islam Melarangku Ikut Merayakan Hari Natal! December 14, 2021 4 Hal Yang Menodai Dakwah October 26, 2021 Apa Alasan Rasulullah Puasa Senin Kamis? November 6, 2020 Tidak Ada Kata Terlambat Dalam Belajar November 3, 2020 Al Quran Bisa Menjadi Sebab Pahala atau Dosa, Kok Bisa?
Ilmuilmu Bahasa dan Budaya, serta Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) meliputi; a) Al-Qur'an-Hadis b) Akidah Akhlak c) Fikih d) Sejarah Kebudayaan Islam. Pada jenjang Madrasah Aliyah Peminatan Ilmu-ilmu Keagamaan dikembangkan kajian khusus mata pelajaran yaitu: a) Tafsir-Ilmu Tafsir b) Hadis-Ilmu Hadis c) Fikih-Ushul Fikih d) Ilmu Kalam dan e
31 Kata Kata Mutiara Ilmu Padi - Kata Mutiara Kata Bijak Tentang Ilmu Padi Kata-Kata Bijak 35 Kata Kata Mutiara Ilmu Padi - Kata - Kata Mutiara Bucin Buya Hamka - Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di … Filosofi Padi, Semakin Berisi Semakin Merunduk AJP Creations Ketika kita menanam padi, rumput pun ikut tumbuh. Tetapi… Ketika kita menanam rumput, tidak pernah tumbuh padi. Dalam kebaikan yang … Rumput, Menanam, Pengikut Putu Wijaya - Hidup bukan untuk makan. Makan juga tidak untuk hidup, orang hidup harus makan, orang makan … Ilmu Padi. Semakin berisi semakin… - Muhammad Assaewad Facebook 35 Kata Kata Bijak Tentang Padi - Kata Bijak Mutiara Cinta Kata org bijak, “Dirgak do eme na lapungon, unduk do eme na porngis.” Seperti padi, semakin berisi semakin merunduk. Semakin tinggi ilmu semakin rendah hat… Bijak Kata-Kata Mutiara Kehidupan - La Ode Ahmad eyang subur blog Kata Kata Bijak 2013 Tentang Cinta Dan Kehidupan Ini 7 Peribahasa Indonesia yang Pakai Kata Padi 30 Kata Kata Tentang Petani yang Sukses - Sepositif Pohon Padi Meskipun Kecil Tetapi Penuh Makna - Kumpulan Kata-Kata Quotes Padi dan Beras Nasi Inspiratif Ahmad Fuadi - Menuntut ilmu di PM bukan buat gagah-gagahan dan bukan biar bisa bahasa asing. Tapi menuntut … Kata-Kata Bijak Mutiara Kehidupan sebagai Patokan Hidup Tobakonis 30 Kata Kata tentang Kerendahan Hati dan menjadi Rendah Hati - Sepositif Kata Kata Mutiara Ilmu Padi - Kumpulan Kata √ Kata Kata Bijak Petani dalam Mengais Rejeki - 2021 ILMU PADI Angkringan Cerita Filosofi padi Filosofi, Kata-kata, Motivasi 12 Kata-kata padi - JagoKata 50 Kata-kata Mutiara Tentang Belajar dan Pendidikan, Tetap Semangat Menuntut Ilmu - Guru Penyemangat Pin on quotes’ism 28 Kata-kata Mutiara Nabi Muhammad yang Penuh Makna dan Menyejukkan Kalbu 36 Kata Kata Bijak Tentang Padi - Kata Mutiara MENUMBUHKAN SIFAT TAWADHU' – Ummu YasirSyahrulHasnaKhansaTazkiya Kata Mutiara Filosofi Padi QWERTY Kt Bijak Rendah Hati Kata Kata Mutiara Bahasa Arab Tentang Kehidupan - Quotemutiara - Quotemutiara Kata-Kata Bijak Mutiara Kehidupan sebagai Patokan Hidup Tobakonis 32 Kata Kata Bijak Tentang Padi - Kata Bijak 2020 Tutur kata yang baik mencerminkan keimanan seseorang. Kata-kata mutiara, Mutiara, Kata-kata Kata mutiara Islami, 100+ Kata Inspirasi Islami untuk Pengantin Baru yang Penuh Nasehat Portal Berita Sidoarjo 105 Kata-kata mutiara bahasa Jawa, singkat dan penuh makna Aesopus - Rumput kecil yang meliuk-liuk karena terpaan angin akan berdiri tegak kembali ketika badai … 1001+ Kata-kata Mutiara Islam, Cinta, Kehidupan, dan Motivasi LENGKAP 100+ Kata Mutiara Nasehat untuk Suami Istri Paling Menyentuh Seperti Ilmu PADI!! - YouTube 30 Kata Mutiara tentang Harapan, Motivasi untuk Gapai Cita-cita - Kata Kata Bijak Masa Lalu, Motivasi dan Mutiara Indah Penuh Hikmah Kata kata Tentang Ikhlas Agar Hidup Lebih Bahagia - pertamakali 642 Kata-kata negara - JagoKata 37 Kata-kata quote Abu Bakar sahabat Nabi, bijak & penuh Kata Kata Islami Kata Mutiara Seperti Ilmu Padi Kata Bijak Tokoh Islam Tentang Pendidikan Kata Mutiara - Generasi Qur’an ™ 50+ Kata Kata Bijak Kehidupan Terbaik + Makna & Gambar - 50+ kata - kata Bijak Tentang Pemimpin for Android - APK Download Kata Mutiara Islami 50 Kata-kata Mutiara Tentang Belajar dan Pendidikan, Tetap Semangat Menuntut Ilmu - Guru Penyemangat Jual Kumpulan Puisi Dilengkapi Pantun Peribahasa dan Kata Mutiara di Lapak Nisa Olshop Bukalapak ![Catatan Belajar di Majelis Ilmu] Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat Dengan Menuntut Ilmu YSalma] Catatan Belajar di Majelis Ilmu] Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat Dengan Menuntut Ilmu YSalma Kata Mutiara Bahasa Inggris Kerendahan Hati Humility dan Artinya Pengantar Ilmu Spektroskopi untuk Pertanian Edisi 2 - Dr. Agr. Sc. Diding Suhandy dkk Shopee Indonesia ILMU ITU Sebelum Beramal - Home Facebook 30 Kata Mutiara tentang Embun, Cocok buat Motivasi dan Caption di Media Sosial - Kata Kata Bijak Kehidupan, Cinta, Lucu, Islam, Motivasi yang Singkat Penuh Makna √ Kata-kata Mutiara Mahasiswa Matematika Kalimat Bijak Anak Kuliah Ilmu Eksak - 2021 - Caption DP BBM Kata Bijak Terbaru 41+ Kata Motivasi Padi Psht Kata48 kata Mutiara Bijak Rahasia Kulit Putih, Halus & Sehat, Review Velvy Beauty Zakat Mal Zakat Perdagangan dan Ketentuannya – Ustadz Ammi Nur Baits – 5 Menit yang Menginspirasi Yufid TV Download Video Gratis - Ceramah Agama Islam 40 Kata-kata motivasi bahasa Jawa singkat dan penuh arti Soal Ujian Sekolah US PKn Kelas 6 SD Kurikulum 2013 dan Kunci Jawaban uraian - YouTube kata-mutiara-ilmu-Ali-bin-Abi-Thalib Puteri IT kata mutiara islam Imam Hambali yang memuat nasehat bijak tentang berbagai hal. Sangat bagus untuk dibaca dan disimak pesan-pesan bijaknya. Bijak, Islam, Imam Kata Kata Senyuman Indah - Katapos 146 Kata-Kata Mutiara Bahagia untuk Diri Sendiri dan Sekitar, Ungkapan Syukur Paling Bermakna - √ 500+ Kata Kata Bijak Lucu, Islam, Keren Singkat Yann Martel Quotes on Kebaikan - BukRate 25 Kata-Kata Mutiara tentang Ilmu dalam Bahasa Jawa 2021 PosKata 30 Kata Bijak Bahasa Jawa Tentang Ilmu disertai dengan artinya - 10 Kata Bijak dari Almarhum Gusdur yang Tidak Akan Pernah Terlupakan Zaman - Boombastis 5 Kutipan Tan Malaka yang Cocok untuk Kawula Muda Anakku, Jadilah Seperti Padi “Semakin Berisi Semakin Merunduk” — Steemit 50 Kata Mutiara Bahasa Jawa Tentang Ilmu, Sarat Makna Serta Filosofinya Tzu Chi Indonesia - “Tanamlah benih baik dan jalin jodoh baik dengan lebih banyak orang, dengan demikian baru bisa mendapatkan buah karma yang baik.” Master Cheng Yen tzuchi tzuchiindonesia inspirasihidup jingsiyu kataperenunganmasterchengyen 25 Kata-kata Bijak John Locke Tentang Kehidupan, Inspiratif dan Penuh Makna Mendalam Kata Kata Islami Kata Mutiara Tentang Ilmu Padi 12 Kata-kata padi - JagoKata 20 Kata-Kata Inspiratif Islami yang Menyejukkan Kalbu PosBagus Pesan Bijak Tetua Bali Kata Kata Islami Cowok - Gambar Islami DAKWAH HARIAN on Twitter “Harta akan habis jika digunakan, tapi sebaliknya ilmu akan berkembang jika digunakan… " ™ Koleksi Lengkap Kata Kata Bijak Jawa Tentang Hidup + Makna - Kata Kata Islamicom - Nusagates Membandingkan film dan drama teks ulasan ⭐ Kata-kata Bijak Tentang Kehidupan dan Penyemangat Diri - Kata Kata Mutiara Bijak Bahasa Sunda Dan Artinya 105 Kata-kata mutiara bahasa Jawa, singkat dan penuh makna Pembahasan Tugas dari pertemuan 1 1. Tulisan di kelas 2. Profil blog - ppt download PERAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN - STUDI TINGKAT MICRO TERJEMAHAN • Buku Sosial, Buku Manajemen Hutan • Cyber Extension PUSLUH 24 Kata-kata Bijak Petani Sukses, Bikin Paham Arti Kehidupan - Ragam 91 Kata Tentang Ilmu Jadilah seperti motivasidiri motivasihidup - YouTube Kata kata Semangat untuk Bangkit dari Ketertinggalan Kata Mutiara Jomblo Islam Kata-Kata Bijak
NuswardhaniS.K. dan Arief, Bidjaksana. 2019. Kajian Serapan Benih Padi Bersertifikasi di Indonesia Periode 2012-2017. Jurnal Agrika: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Volume 12, Nomor 2. Prafithriasari, M. dan Fathiyakan, G. 2017. Analisis Sikap dan Kepuasan Petani dalam Menggunakan Benih Padi Varietas Lokal Pandanwangi. Agroscience Volume 7 No.2.
Pada artikel kali ini kami akan mengulas tentang Cara Memanen Padi Menurut Islam Islamisasi Ritual Metika dan doa memanen padi. Islamisasi Ritual Metik Cara memanen padi menurut islam Ritual metik telah mengalami transformasi. Awalnya, ritual metik dilaksanakan murni sesuai ajaran nenek moyang. Ritual ini dilaksanakan di sawah menjelang panen tiba. Pasca-kedatangan Islam, sebagian besar praktik ritual metik mulai tampil dengan gaya ritual baru. Ritual metik hanya diadakan menjelang panen padi dan tidak untuk tanaman yang lain. Karena bagi orang Jawa, tanaman ini yang memiliki keistimewaan. Keistimewaan yang dimiliki padi adalah masyarakat mengenalnya sebagai salah satu sumber pangan utama bagi mereka. Bahkan, hal ini diperkuat lagi dengan adanya legenda-legenda padi yang sampai hari ini dipercayai oleh masyarakat. Legenda ini salah satunya berkisah tentang Trisnawati dan Jaka Sudana. Trisnawati, seorang putri Bhatara Guru, raja para dewa, jatuh cinta kepada Jaka Sudana yang hanya seorang manusia biasa. Dalam kemarahannya, ayahnya mengutuknya menjadi butiran padi. Karena kasihan melihat Jaka Sudana sedih melihat istrinya yang berubah menjadi padi, ia juga mengubah Jaka Sudana menjadi butiran padi. Dengan adanya legenda ini, masyarakat Jawa melakukan ritual metik sebagai wujud penghormatan terhadap mereka. Petungan Tidak hanya itu, ada banyak hal unik dari tradisi ini. Terdapat rangkaian tahapan yang panjang sebelum ritual metik ini dilakukan. Satu di antara tahap tersebut adalah petungan. Ulasan mengenai petungan akan saya sampaikan pada opini selanjutnya. Tahapan ini dimulai ketika mendekati musim tanam padi. Petani mencari sesepuh yang memiliki kemampuan petungan atau penghitungan untuk memilih hari yang tepat guna memulai mempersiapkan tanah yang akan ditanami. Pada hari yang sama, ada slametan kecil di rumah petani. Setelah tanah siap, bibit padi disebar dan menunggu beberapa hari untuk dipindah dan ditanam. Setelah beberapa minggu masa tanam, padi akan mengalami masa hamil dan merunduk karena berisi. Pada momen itu juga diadakan slametan kecil atau dikenal dengan istilah tingkeban. Di antara semua rangkaian proses itu, yang dianggap paling penting oleh masyarakat petani di pedesaan adalah ritual metik. Ritual ini menjadi ritual puncak upacara tanam. Ritual metik dilaksanakan dengan kenduri oleh pemilik tanah dan langsung dilakukan di sawah. Pemilik sawah membawa makanan dan dibagikan kepada siapapun yang berkenan datang dan mengikuti ritual tersebut. Selanjutnya, ritual dibarengi dengan memotong beberapa tangkai padi oleh tukang metik. Pada hari metik itu seorang tukang metik yang biasanya ditemani oleh pemilik sawah dan tamu- tamu pemilik sawah mengitari sawah beberapa kali, membakar kemenyan dan merapalkan mantra-mantra untuk memohon berkah dari Tisnawati Mbok Sri dan Jaka Sudana. Pemotongan tangkai padi oleh tukang metik disesuaikan dengan petungan yang telah dilakukan pada saat mempersiapakan lahan untuk pertama kalinya. Selanjutnya beberapa tangkai padi yang telah dipotong diletakkan di salah satu sudut rumah pemilik sawah. Larangan Dalam Islamisasi Ritual Metik Dalam kepercayaan masyarakat, terdapat larangan untuk tidak membuang ataupun mengambil ikatan padi tersebut hingga musim panen berikutnya tiba. Adanya larangan untuk tidak mengambil ataupun membuang ikatan padi itu adalah sebagai penghormatan kepada sosok Trisnawati Mbok Sri dengan Jaka Sudana. Berdasarkan penuturan dari sesepuh di desa tempat saya tinggal, makna utama diadakannya ritual metik ini adalah sempulur. Sempulur merupakan istilah pengharapan dari petani agar dapat merasakan panen yang sama di musim yang akan datang. Dengan melakukan ritual tersebut, mereka berusaha meminimalisir segala ketidakpastian yang bisa saja terjadi. Petani memang menyatukan dirinya dan menggantungkan seluruh hidupnya pada alam. Tradisi metik ini hanya dilakukan oleh petani tradisional, yang masih memegang kuat ajaran nenek moyang. Masyarakat masih menjalankan ritual ini secara murni. Ketika terjadi proses Islamisasi di tanah Jawa pada abad ke 14, ritual metik mulai diakulturasikan dengan ajaran Islam. Islamisasi ini dalam perkembangannya merubah tradisi metik yang dihelat oleh petani. Ritual metik dulunya merupakan slametan langsung di sawah menggunakan mantra-mantra khas Jawa sebagai unsur utama. Namun setelah adanya Islamisasi, ritual metik mengalami pelebaran makna. Ritual metik ini digambarkan sebagai cara mereka berzikir kepada Tuhan yang memberi penghidupan. Selain itu juga terjadi pergeseran itu tergambar dari mantra-mantra yang dirapalkan. Mantra-mantra yang dirapalkan mulai diwarnai dengan do’a-do’a berbahasa arab seperti do’a sapu jagad yang selalu dibaca sebagai do’a utama dalam ritual metik. Waktu Pelaksanaan Islamisasi Ritual Metik Dari segi pelaksanaanya, perubahan itu dapat dilihat dari ritualnya yang berada di rumah petani dan tidak terlihat lagi perayaannya di sawah. Hal ini masih sering dilakukan oleh warga desa sekitar tempat saya tinggal. Waktu pelaksanaan dan nama ritual metik mengalami pergantian. Ritual metik yang dulu dilakukan menjelang panen raya, saat ini setelah panen usai. Metik saat ini dilaksanakan usai panen tiba karena mereka menyesuaikan tradisi yang telah dianut dengan ajaran Islam. Sehingga, pelaksanaan ritual itu di samping untuk menjaga tradisi nenek moyang, persembahan kepada alam, juga untuk bersedekah terhadap sesama sebagaimana yang diajarkan dalam Islam. Nama ritualnya pun berubah menjadi nganyari pari. Bentuk baru dari ritual metik menunjukkan bahwa orang Jawa memiliki keluhuran yang sangat tinggi. Keluhuran tersebut telihat dari cara mereka yang mampu menerima ajaran baru tanpa meninggalkan tradisi lama. Doa Memanen Padi Sebagai ummat Islam yang beriman, layaknya setiap kita akan melakukan pekerjaan apapun hendaknya di dahului dengan berdoa. Selain bertujuan semoga pekerjaan yang kita lakukan berhasil, namun berdoa juga bermanfaat untuk keselamatan bagi diri kita dan orang lain, dan tidak ketinggalan juga semoga pekerjaannya barokah. Dalam dunia Islam setiap pekerjaan atau tindakan apapun pasti ada Do’anya, sedangkan di dalam ilmu Jawa, Do’a apapun juga pasti ada. Dalam istilah jawa pun terdapat 1 istilah yang diberi nama Metil, metil secara umum mempunyai makna memetik sebagian padi di sawah, kemudian dengan di lengkapi berbagai macam bahan yag telah disediakan, meliputi Dekem ayam, kemenyan, sego golong. Hal itu dilakukan sebagai wujud sukur kepada sang pencipta akan hasil tanam yang di peroleh. Dalam kesempatan kali iini saya akan membagikan artikel terkait Do’a yang henda di baca ketika akan memanen padi yang telah kita tanam dan memasuki tahab memanen. Berikut ini Do’anya Para petani disaat menanam tanamannya pastinya menginginkan kelak tanamannya tersebut akan tumbuh dengan subur, serta dapat panen dengan sangat melimpah ruah. Sehingga petani terrsebut bisa mendapatkan hasil yang maksimal serta terhindar dari kerugian. Dan tentunya sebagai petani muslim Hendaknya petani memohon kepada Allah Subhanallahu Wa Taala semoga rezeki yang di dapat menjadi berkah, baik rezeki yang dari hasil panen di sektor pertanian maupun rezeki dari usaha lainnya Itulah artikel tentang Cara Memanen Padi Menurut Islam Islamisasi Ritual Metik. Sekian dari kami dan Terima kasih
HasyimAsy'ari dan Operasionalisasi dalam Pembelajaran di STIT Raden Wijaya Mojokerto 97 Ath-thoriqah ahammu minal madah dalam Perspektif KH. Hasyim Asy'ari dan Operasionalisasi dalam Pembelajaran di STIT Raden Wijaya Mojokerto Achmad Padi a* aProgram Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto
About UsFormfull is a reference website for popular abbreviations and acronyms. You can search our database for full forms and names of terms popular in computer, electronics, science, finance, information technology, chemistry, biology, business, organization, school and chat. You are open to add additional details for any page. Just click on answer button to add extra information.
Melaluimakalah yang singkat ini insyaallah kami akan membahas perkawinan menurut hukum islam. Pernikahan adalah sunnah karuniah yang apabila dilaksanakan akan mendapat pahala tetapi apabila tidak dilakukan tidak mendapatkan dosa tetapi dimakruhkan karna tidak mengikuti sunnah rosul. 2.
PASIRPENGARAIAN – Saya tegaskan “Adat bangsa Melayu hanya dapat tegak dengan sebab adanya orang-orang yang masih mengekalkan berladang padi”. Sendi-sendi adat ada terhimpun pada kerja bertanam padi itu. Bangsa Melayu bangsa beradat dan bersyariat, bukan adat semata-mata. Berhati-hatilah bila kita bersinggungan dengan adat, apalagi melangkahi syariat hukum Allah. Bila dikatakan orang bahwa berladang padi bukan bagian adat Melayu di Sungai Rokan, orang itu tidak berhak berbicara karena dia sama sekali tidak tahu. Bila tuan berkesempatan keluar dari pintu rumah, maka jejakkan telapak kaki tuan tanpa alas ke atas paras tanah bumi Melayu, lalu angkat kaki tuan sebelah. Jika terdengar oleh tuan dan puan, dulu debu tanah itu berkata “ini tanah bumi Melayu, tanah mulia anugerah Allah”, maka silahkan tersenyumlah, bahwa senyatanya tuan InsyaAllah beroleh selamat dunia akhirat. Itulah bumi yang telah memberi insan makan dari tumbuhnya padi dan berladang padi yang dikekalkan ribuan tahun. Berladang padi harus menurut aturan sepanjang adat. Saya akan tunjukkan beberapa buku dan ruas pemaparan, dan harus dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi kita yang mengaku berbangsa Melayu, beradat Melayu dan beragama Islam. Atau kepada siapa saja, tanpa terkecuali suku dan bangsanya, yang hidup dan bernaung di Alam Bumi Melayu ini wajib tahu jua adanya. Tak pilih apakah dia jelata rakyat atau penghulu pemimpin dan pandita ulama. 1. “Boladang padi, dari ikuo taun kopalo taun” berladang padi sejak dari ekor tahun kepala tahun; bersambung-sambung setiap tahun. Apa maknanya?; bahwa berhentilah meniru ucapan kolonial yang mengatakan Melayu bangsa pemalas. Menebang rimba gana dengan peralatan sederhana bukan mesin dan memelihara ladang padi hingga menuai selama enam bulan penuh. Enam bulan selanjutnya pula berparak berkebun segala macam jenis tanaman. Baik berladang maupun berkebun tiada pernah menimbulkan kerusakan apapun karena ianya diatur oleh adat dan syari’at! Komparasikan oleh tuan dengan cara pertanian dan perkebunan kontemporer. Adakah mempertimbangkan azas adat dan syari’at? 2. Tapak lapan orang Melayu adalah “berladang padi”. Maknanya; tapak lapan bangsa Melayu bukan niaga, bukan makan gaji, bukan membangun perkebunan besar-besaran, bukan menjulangkan gedung tinggi-tinggi, bukan duduk di jabatan pemerintahan, bahkan sama sekali bukan dengan cara menjajah dll. Makna tapak lapan adalah; mata kerja pilihan utama yang tidak boleh ditinggalkan atau diabaikan. Dibenarkan melakukan pilihan aktifitas lain, namun tapak lapan harus tetap ditunggui. Berladang padi adalah pokok pangkal aktifitas kebudayaan Melayu yang paling bersahaja dan mengusung tabi’at yang bersih. Mengapa tapak lapan Melayu ini sekarang dilarang? 3. Jatuhlah musim berladang pada Zulka’idah dengan Zulhijjah. Apa hakikatnya? Bulan Zulka’idah dan Zulhijjah masuk dalam tiga urutan bulan-bulan haram dalam Islam, dimulai dengan Muharram. Bulan suci lagi penuh kemuliaan di dalamnya. Amalan-amalan baik dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Di dalamnya ada larangan berperang tidak boleh berselisih faham apalagi melakukan tindakan zholim aniaya, baik kepada sesama manusia maupun hewan dan tumbuhan segala makhluk Allah. Keutamaan lainnya adalah bahwa Allah berjanji bersua dengan Musa AS pada bulan Zulka’idah hingga masuk sepuluh malam dalam bulan Zulhijjah. Bulan Zulhijjah adalah bulan haram dan bulan suci dalam urutan ketiga selain Rajab yang dimaklumi oleh segenap umat Islam di seluruh penjuru dunia. Dalam bulan ini tiada boleh memaki hamun, mencerca mencela, berbuat fasik, atau bersitegang urat leher. Maka, orang-orang Melayu mulai membuat mufakat untuk membuka ladangnya dengan menurut aturan sepanjang adat pada Zulka’idah dan atau Zulhijjah!Adapun makna Zulka’idah adalah “penghulu gencatan senjata” dalam arti lain adalah “penghulu perdamaian” lord and master of peace. Jika kita berkehendak membuat symbol of Malay justice and peace seharusnya adalah memakai ikon benih padi, bukan lady of justice yang bertutup mata seolah tak perlu tahu menahu menggenggam pedang perang beserta neraca timbangan niaga. 4. “Bukan kayo dek omeh dan perak, kayo dek boreh padi” bukan kaya karena emas dan perak, tapi kaya beras padi. Apa i’tibarnya? Sekaya-kaya orang sebab niaga dan perkebunan atau pertambangan, tiada semulia kaya sebab melimpah beras dan padi. 5. Disebut negeri sentausa karena “anak buah kembang, padi menjadi”. Maksudnya? Bangsa Melayu sentausa dan dirahmati Allah sebab diadakannya “jasa beras padi”, tanggungan nasi yang menumbuhkan dan memelihara insan. Makanan dari bumi dan sebab curah hujan dari langit. “Makan petani” adalah istilah kebudayaan yang teramat sangat mulia. Sebab “makan petani” ini pula maka dalam bangsa Melayu lahir para wali-wali Allah, para tuan syaikh, tuan-tuan guru, mursyid-mursyid, akuan-akuan, orang-orang keramat, orang-orang sholeh, raja-raja adil, bangsawan bermartabat, datuk dan ninik mamak yang penyayang kepada seluruh anak kemenakannya, serta melahirkan bangsa yang lembut lagi rendah hati. Itulah maka Melayu disebut bangsa yang dipenuhi oleh rahmat Allah. 6. “Nak boladang, tuntuik elemu padi” hendak berladang, tuntutlah ilmu padi. Maknanya? Berladang padi bukanlah pertanian tanpa aturan dan ilmu asal usul cocok tanam. Tidak seperti menanam kelapa sawit yang boleh dilakukan di segala musim bahkan mengusung nafsu bertanam pribadi. Berladang padi ibarat ibadah yang sudah ditetapkan Allah waktu-waktunya. Di dalamnya ada sikap hidup saling bertolong gega jopuik porari. 7. Berladang padi disebut “tunang harapan”. Artinya; sejak dahulu bangsa Melayu telah memahami urusan ketahanan pangan. Segala harapan hajat hidup teramat sangat bergantung pada sumber makanan pokok ini. Tiada tergantikan oleh sagu rumbia, ubi dan keledek, atau jagung sekalipun. Adapun hari ini, bangsa Melayu menjadi lemah sebab tiada lagi bergantung pada azas dasar padi, melainkan pada pola perkebunan atas tuntutan industri dan project kapitalis. Alhasil, hancur lebur punah ranah hakikat dan makrifat adat sejati sebab berlebih memandang uang dan harta benda. Hajat dan harap di padi beralih menjadi harap uang dan kemuliaan sebab harta benda. Jelata Melayu hari ini masuk terpuruk dalam perangkap tradisi berhutang hanya demi sekadar memenuhi hajat hidup keseharian. Hutang sana hutang sini, gali lobang tutup lobang,bon dari kedai ke kedai, pinjam dari kawan satu ke kawan lain, harap dibantu pada kaum kerabat atau ke orang lain. 8. Bahkan raja-raja Melayu juga berladang padi. Ini adalah sejarah emas besar bangsa Melayu di Sungai Rokan. Sebab bertani itu maka seorang raja berdaulat memiliki rasa belas kasih pada rakyatnya, dan inilah yang disebut raja adil. Kehancuran peradaban Melayu mulai rusak sejak kolonial Eropa mencucuk hidung para raja, bangsawan, datuk-datuk serta orang-orang besar dengan janji dan gaji dinilai dirham dinar atau dolar benggol fulusisme. Atau hari ini sebab janji-janji semu sebelit pinggang dan selangkang kita, yang kain bongkong barutnya bergelar “kontestasi politik praktis”. 9. Orang Melayu berladang luas, disebut banjar ladang. Setiap banjar berpengetuan yang disebut penghulu banjar. Tahukah tuan bahwa perkampungan-perkampungan Melayu bahkan tapak kerajaan-kerajaan Melayu di Sungai Rokan berdiri dari bekas tanah peladangan. Maka sebab itu pranata sosial di banjar ladang sama seperti di korong kampong dan negeri-negeri jua, sebab ada bertegak pongulu penghulu, imam, kotik khotib, bila bilal, datu dan bidan. 10. Berladang padi bukan hanya soal tradisi warisan, melainkan ada perintah Allah pada orang Melayu, sekaligus dimaksudkan untuk mendukung tetap tegaknya azas adat yang bermartabat. Aturan adat ada yang lahirnya sebab disusun dari sejarah asal usul padi. Sebab itu, teramat pandirlah kita atau siapapun yang menyangka bahwa padi tidak memberi sumbangan kisah apa-apa dalam sejarah panjang adat Melayu. Berladang padi adalah nilai harga martabat yang tidak boleh digantikan dengan nilai harga yang diusung siang malam oleh masyarakat urban. 11. Tegak kepuk besar, ada harapan orang sekampung tak lapar. Terbantu tertolong orang yang solang monyolang pinjam meminjam. Amalan paling besar dalam mua’amalah humanisme adalah soal memberi makan tho’am, bukan berbagi-bagi sebaran amplop berisi uang. Makna amal shodaqoh yang utama “memberi nafkah pada keluarga” adalah; memenuhi hajat makan minum keluarganya, bukan memberi shodaqoh uang untuk memenuhi hasrat nafsu kontemporer mutakhir. Hanya saja, kita senang terlena dan rela tersesat sebab memahami adat Melayu menggunakan perspektif akademik etik, bukan melalui akar asal usul adat dan penjelasannya yang asli emik. Saya tidak hendak berpanjang lebar membuat ulas demi ulasan mengenai persoalan dan fenomena ragam insiden cobaan yang kita terima hari ini. Juga tidak terlalu berhasrat membahas penegakan hukum yang timpang dalam berbagai lapisan masyarakat kita. Akan tetapi, 11 poin dengan penjelasan ringkas tersebut setidaknya boleh menggetarkan sudut kalbu tuan-tuan pemegang jabatan atau gelar pangkat di Sungai Rokan ini. Berbuat baiklah senantiasa dan “pakai nurani” serta “neraca adil” dan “pandangan yang tak berpaling” dalam setiap tindakan pengambilan keputusan. Demikian juga pada kita bangsa Melayu hendaklah kembali ke pangkal jalan dan mengkaji usut terakah asal usul martabat bangsa Melayu. Yang saya khawatirkan hanyalah bala musibah dan bencana menimpa setiap diri, keluarga, anak cucu, dan bangsa Melayu. Sebab kita menyia-nyiakan banyak hal dan perkara manfaat kebaikan. Demikian juga kekhawatiran pada orang-orang yang tiada menghargai dan tidak pernah mau memahami martabat Melayu, pasti jua akan menerima celaka yang sama pada saatnya. Cepat maupun lambat. Tingal menunggu padahnya. Khusus untuk menutup uraian yang serba singkat ini, saya ingin menyampaikan satu kisah cerita yang mustahak, yakni soal “bencana asap”. Bahwasanya; “sejak zaman dahulu hingga tahun 1990-an, tiada pernah ada berita bencana asap dan kebakaran hutan hebat. Itu sebab dituruti dan dipatuhinya konsep ilmu padi atau ilmu berladang. Turun sejarah larangan pemerintah sebab disinyalir adanya efek dari proses membakar dan memerun. Tinggallah satu dua keluarga yang berladang demi mengelakkan “mati sengsara” sebab tak dapat makan. Sejak 1990-an hingga sekarang ada juga orang berladang padi dengan cara membakar robo reba; tebangan dengan izin sepengetahuan pihak penegak hukum, atau mereka yang sembunyi-sembunyi membakar perun-perun atau dengan cara membakar posoman perun kecil, juga orang-orang yang berselindung dibalik bayangan orang-orang bagaknya. Akan tetapi, dalam rentang masa tradisi berladang yang kini hampir tiada, malah kebakaran dan bencana asap melanda”. Silahkan renungi dan muhasabahlah wahai kita dan para pemikul tanggungjawab umat ini, siapakah penyebab bencana? Atau katakanlah bahwa “Allah tengah menguji menasihati kita Melayu, agar kembali ke pangkal jalan”. Beberapa hari yang lalu, salah seorang perempuan peladang berkata di hadapan batang hidung saya, “SUNGGUH KEJAM DAN KEJINYA SEKARANG INI!”. Akhirnya tiada patut saya hanya berbuih kata-kata tanpa solusi. “Kita mufakatkan kembali, langkah-langkah dan kebijakan demi meraih kebajikan. Mulai dari pejabat pemerintahan, kaum adat, dan penegak hukum, beserta rakyat Melayu di Sungai Rokan, menetapkan keputusan bersama dan merumuskan aturan yang tiada berat menimpa “adat anak bumi Melayu Sungai Rokan”. Ditulis oleh Junaidi-Syam, Tokoh Budayawan Rohul Pasirpengarayan, 2020
cm8p. c364thuggg.pages.dev/398c364thuggg.pages.dev/51c364thuggg.pages.dev/253c364thuggg.pages.dev/9c364thuggg.pages.dev/365c364thuggg.pages.dev/179c364thuggg.pages.dev/20c364thuggg.pages.dev/269c364thuggg.pages.dev/50
ilmu padi dalam islam